Indo Pesugihan

Pesugihan Kayangan Dlepih

Kahyangan berada di wilayah Kecamatan Tirtomoyo, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, ini adalah tempat wisata religi/ spiritual yang banyak di kunjungi orang untuk jejak waskita dan ngelalap berkah.

Berdasar cuplikan Babad tanah Jawa yang diceriterakan oleh KRT Wignyo Subroto, RM Ng Cipto Budoyo dan RM Ng Sastro Purnomo BA, ketiga-tiganya adalah pejabat Kawedanan Hageng Punokawan Widya Budaya yang membidani adat dan kebudayaan keratonkasultanan Yogyakarta, bahwa mengenai latar belakang Hutan Kahyangan Dlepih dikeramatkan adalah sebagai berikut.
Kahyangan pernah digunakan untuk bertapa bagi sunan Kalijaga (salah satu wali sembilan), Raden Danang Sutawijaya (putra angkat Sri sultan Hadiwijaya di Pajang), Raden Mas Rangsang (Sultan Agung Hanyokrokusumao), Pangeran Mangkubumi (Sri Sultan Hamengkubuwono I).
Sunan Kalijaga bertapa di Kahyangan
Beliau bertapa agar mendapat derajad keluhuran budi . Beliau ditemani seorang muridnya yang setia, bernama Ki Widonanggo. Sunan Kalijaga setiap habis sholat pasti melakukan dzikir dengan menghitung biji tasbih. Suatu ketika Ki Widonanggo ingin sekali memiliki tasbih tersebut dengan jalan merebutnya dari tangan sunan. Namun niat jelek tersebut tidak terwujud karena tasbih terputus dan bijinya jatuh tersebar di Kedung Pasiraman.
Oleh karena biji tasbih tersebut dilihat Ki Widonanggo masih terapung semua, maka dia langsung terjun ke Kedung Pasiraman bermaksud mengembalikannya. Namun dengan suatu keajaiban biji-biji tersebut langsung tenggelam. Maka gagalah Ki Widonanggo untuk memiliki tasbih itu. Karena perbuatannya itu Ki Widonanggo akhirnya diminta menunggu hutan Dlepih.

Panembahan Senopati.
Menurut kisah sejarah bahwa Raden Danang Sutowijaya adalah putra angkat Sultan Hadiwijaya di Pajang dari anak kandung Ki Gede Pemanahan. Setelah menginjak dewasa beliau nampak memiliki bakat yang besar dalam ilmu kanuragan, serta ilmu ketatanegaraan. Kemampuan beliau telah dibuktikan sewaktu masih kanak-kanak menjelang remaja, mampu menaklukan Arya Penangsang, Bupati Jipang yang hendak menentang Pajang. Haryi Penangsang tewas dalam pertempuran melawan Danang Sutawijaya atas bantuan siasat Ki Gede Pemanahan dan Ki Penjawi, diganjar bumi Pati Pesantenan sedang Ki Gede Pemanahan diberi bumi Mentaok.
Menurut ramalan Ki Ageng Giring, bahwa bumi mentaok tersebut kemudian hari akan menjadi kerajaan besar. Ramalan tersebut menimbulkan kekhawatiran Sultan Hadiwijaya, sehingga beliau menunda pemberian bumi Mentaok kepada Ki Gede Pemanahan. Setelah agak lama, Ki Gede Pemanahan minta tolong kepada Sunan Kalijaga untuk menagih kepada Sultan Hadiwijaya perihal bumi Mentaok. Bareulah kemudian bumi Mentaok diberikan penuh kepada Ki Gede Pemanahan.

Bumi Mentaok yang merupakan tanah perdikan (berdaulat penuh), akhirnya menjadi daerah yang ramai dan makmur, sehingga layak menjadi suatu kerajaan tersendiri. Danang Sutawijaya sebagai calon raja masih merasa ragu-ragu akan keselamatannya karena beliau merasa bukan keturunan raja atau bangsawan. Disamping itu beliau belum mempunyai calon permaisuri sebagai pendamping. Maka kemudian Raden Danang Sutawijaya minta waktu untuk bertapa terlebih dahulu untuk minta berkah Ilahi sekaligus mencari calon permaisuri.
Perjalanan bertapa Raden Danang Sutawijaya mengarah ke timur. Sampai Madiun, beliau berjumpa Retno Dumilah, putri Raden Ronggo Prawirodirjo, Bupati Madiun. Atas Permintaan Raden Danang Sutawijaya, bahwa Rtno dumilah akan dijadikan permaisuri setelah nanti dinibatkan menjadi Sultan Mataram. Sebelum beliau mendapat firasat bahwa Retno Dumilah kelak akan menjadi ibu (babon) raja di Jawa.

Oleh sebab itu setelah dipinang, Retno Dumilah segera dibawa ke Mataram. Dalam perjalanan ke Mataram, Raden Danang Sutawijaya teringat hutan Dlepih yang pernah digunakan bertapa oleh Sunan Kalijaga untuk minta rahmat Ilahi, Maka beliau bersama Retno Dumilah tidak segera pulang ke Mataram tetapi singgah sementara waktu di Dlepih dan menginap di rumah Ki Puju.
Ki Puju adalah seorang petani yang sehari-harinya mencari kayu bakar di hutan Dlepih. Istrinya Ny Puju, sebagai penjual pecel yang sangat terkenal dengan masakan dari pucuk daun puju.
suatu hari Raden Danang Sutawijaya minta ijin kepada Retno Dumilah bahwa akan masuk kehutan Dlepih untuk bertapamengikuti jejak Sunan Kalijaga. Retno Dumilah sengaja ditinggal di rumah, karena tempat yang dituju sangat sukar ditempuh dan wingit.

Dalam perjalanan menuju hutan Dlepih, Raden Danangsutawijaya sampai pada dua batu besar yang bentuknya pipih lebar, sedang ujung atasnya saling bersinggungan sehingga rongganya dapat digunakan untuk lewat. Batu tersebut sampai sekarang masih tegar berdiri dan dinamakan batu selo gapit atau selo panangkep, kemudian beliau meneruskan perjalanan menuju selatan melalui sela gapit. Setelah sampai pada batu besar yang berongga semacam goa, datar dan atasnya melebar seperti payung. Beliau berhenti dan melakukan tafakur di situ. Batu tempat bertafakur tersebut dinamakan sela payung atau batu pamelengan.

Raden Danang Sutawijaya adalah orang muslim taat, maka walaupun menjalani tapa dengan cara patrap semedi, tetapi saat tertentu melakukan sholat lima waktu. Untuk melakukan sholat dipilihnya batu gilang yang hitam mendatar bagaikan sebuah meja yang terletak di sebelah selatan Selo Payung. Batu tempat sholat itu dinamakan Selo Gilang atau batu pesalatan.
Begitu pula pada pagi dan sore hari, Raden Danang Sutawijaya melakukan mandi di sebuah air erjun dekat batu pesalatan yang airnya jernih. Kedung tersebut dinamakan kedung pasiraman.
Demikian kegiatan sehari-hari Raden Danang Sutawijaya di hutan Dlepih. Sedang setiap ahrinya untuk keperluan makan dan minum dikirim oleh Ny Puju, karena Rteno Dumulah tidak berani melanggar perintah calon suaminya masuk hutan Dlepih. Setelah beberapa hari berjalan, sebagai manusia biasa Retno Dumilah memiliki rasa cemburu terhadap Raden Danang Sutawijaya yang betah di dalam hutan Dlepih.

Kemudian Retno Dumilah mengutus Ki Puju untuk menyelidiki kegiatan calon suaminya. Maka berangkatlah Ki Puju ke dalam hutan mengintip kegiatan Raden Danang Sutawijaya.
Bertepatan waktu pada hari itu Raten Danang sutawijaya sedang semedei di selo pamelengan didatangi oleh Kanjeng Ratu Kidul, yang telah menjadi kekasihnya semenjak beliau di muara kali opak (pantai laut selatan). Oleh karena pertemuan dua insan itu dirasa kurang enak, Raden Danang Sutawijaya mengajak pindah dari batu pamelengan ke selo Gilang yang lebih sepi dan terlindung hutan lebat.
Konon dikisahkan, pada pertemuan tersebut mereka saling memadu cinta dan Kanjeng Ratu Kidul seperti ikrarnya semula sangggup membantu berdirinya kerajaan Mataram hingga rakyatnya mengalamikesejahteraan. Alhasil belum puas mereka melaksanakan pertemuan, Kanjeng Ratu Kidul terperanjat karena merasa ada seseorang manusia yang mengintgip dari semak-semak belukar. Kanjeng Ratu Kidul merasa dirinya 'kamanungsan' maka beliau segera melesat menghindar dan gerakannya menyangkut tasbih Raden Danang Suta Wijaya sampai putus berserakan jatuh di Kedung Pasiraman. Peristiwa putus dan berantakannya tasbih Raden Danang Sutawijaya ini sampai sekarang berkembang menjadi beberapa versi.

Versi Mangkunegaran: pertemuan Kanjeng Ratu Kidul dengan Raden Sutawijaya diketahui oleh Sunana Kalijaga dan beliau menyusul ke Kahyangan untuk menyuruh Raden Danang agar segera pulang kle Mataram. Namun Kanjeng Radu Kidul melarang, sehingga niat Raden Danang akan kembali ke Mataram dicegah daengan menarik tasbih hingga putus berantakan dan bijinya jatuh di Kedung Pasiraman.

Versi Mataram: Pertemuan Kanjeng Ratu Kidul dengan Raden Danang Sutawijaya disusul oleh Retno Dumilah sehingga terjadi keributan. Retno Dumilah mengajak kembali ke Mataram, namun Kanjeng Ratu Kidul melarang, kemudian Kanjeng Ratu Kidul menarik tasibh hingga putus berantakan. Atas kebijaksanaan Raden Danang Sutawijaya, keduanya dapat didamaikan dan dijanjikan bahwa keduanya akan dijadikan permaisuri Mataram. Kanjeng Ratu Kidul dianggap permaisuri pertama sedang Retno Dumilah sebagai permaisuri kedua. Kanjeng Ratu Kidul berkenan hatinya menerima Retno Dumilah sebagai saudara mudanya. Pada saat itu Retno Dumilah mengenakan baju hijau dan kain parangklitik yang nampak menambah kecantikannya. Kemudian menurut legenda masyarakat, apabila ke Dlepih atau ke laut selatan dilarang mengenakan baju hijau dan kain parangklitik. Pemali (larangan) tersebut apabila dilanggar, yang bersangkutan bakal kalap (tewas), diangap dipersaudarakan dengan abdi dalem Kanjeng Ratu Kidul, yaitu Nyi Roro Kidul.

Versi cerita rakyat: Yang terperanjat adalah Raden Danang Sutawijaya dan sangat marah terhadap Ki Puju yang bertindak kurang berkenan di hati beliau. Tatkala akan mengejar Ki Puju, tasbih Raden Danangsutawija ditarik oleh Kanjeng Ratu Kidul dengan maksud mencegah, sehingga putus berantakan jatuh di Kedung Pasiraman. Niat Raden Danang Sutawijaya tersebut ditahan Kanjeng Ratu Kidul dengan maksud kelao roh halusnya Ki Puju dan Nyi Puju akan dipersaudarakan dengan Nyi Roro Kidul sebagai abdinya dan bertugas menunggu hutan Dlepih.
Cerita-ceita tersebut kini jadi mitos dab banyak ditiru masyarakat.

Masyarakat datang ke Dlepih ada yang nepi (semedi) namun ada pula yang mencari biji tasbih milik Raden Danang Sutawijaya yang dikabarkan jatuh di Kedung Pasiraman.
Kegigihan warga dalam berburu biji tasbih, sampai ada yang rela menyusuri kali Wiroko dari Kecamatan Nguntoronadi terus menuju hulu sungai sampai di Kedung Pasiraman. Menurut kepercayaan yang berkembang, batu akik yang dijadikanbiji tasbih milik Raden Danang Sutawijaya dan Sunan Kalijaga mempunyai kekuatan membawa keselamatan dalam menampuh kehidupan. Bahkan ada yang menganggap bahwa biji tersebut mampu digunakana untuk menolong seseorang yang ditimpa kesengsaraan. Misalnya, menyembuhkan dari penyakit.
Dalam berburu biji tasbih, sampai ada warga Desa Galeng, Kecamatan Baturetno melakukan pembendungan sungai Wiroko. Disamping itu konon sesudah tasbih Raden Danang Sutawijaya jatuh berantakan, di Kedung Pasiraman Kanjeng Ratu Kidul menambahka batu bertuah dari laut kidul. Kemudian setelah Raden Danang Sutawijaya mendapat rahmat Illahi tasa penobatannya menjadi Sultan Mataram, segera mengajak Retno Dumilah pulang ke Mataram. Sebelum berangkat, Raden Danang Sutawijaya memanggil Ki Puju dan Nyi Puju agar menunggu dan menjaga kawaanhutan Kahyangan Desa Dlepih. Selanjutnya, kedua abdi tersebut melaksanakan perintah hingga roh halusnya pun menunggu hutan Dlepih sampai sekarang.
Roh halus Ki Widonanggo dan Nyi Widonanggo menjadikawula (abdi) Kanjeng Ratu Kidul dan menguasai hutan Dlepih. Kemudian setelah dinobatkan menjadi sultan Mataram, Raden danangSutawijaya diberi gelar Kanjeng Penembahan Senopati Hing Ngalogo Kalifatullah Sayidin Panatagama.

Sultan Agung bertapa di Kahyangan
Raden Mas Rangsang adalah cucu Panembahan Senopati, sebagai sultan Mataram III. Sebelum dinobatkan, beliau melakukan tafakur di Kahyangan seperti halnya kakeknya dahulu, dengan diiringi pembantunya. Raden Mas Rangsang melalui Sela Penangkep langsung menuju sela Gilang (pesalatan) melakukan semedi meminta rahamat Tuhan.
Disitulah Mas rangsang ditemui oleh Roh almarhun kakeknya, Panembahan Senopati seperti hidup kembnali. Beliau memberi restu cucunya untuk bertahta di Mataram. bahkan berkenan memberi azimat berupa songsong Agung yang bercahaya mengkilap. Khasiatnya adalah kelak Raden Raden mas Rangsang mampu memerintah Mataram secara adil bijaksana sehingga Mataram mengalami kejayaannya. Kemudian Raden Mas rangsang kembaki ke Mataram dan dinobatkan menjadi raja bergelar Kanjeng Sultan Agung Hanyokrokusumo.

Demikan cerita mengenai Kayangan Dlepih dari berbagai versi yang ada.

Banyak orang datang ke tempat keramat ini, dengan berbagai tujuan. Ada yang datang sekedar rekreasi, ada pula yang datang untuk tirakatan ngelalap berkah, bahkan ada yang menjalankan ritual pesugihan. Yang datang di Kahyangan Dlepih ini, tergantung niatan masing-masing apa tujuan mereka datang kesana. Kahyangan Dlepih, akan ramai pengunjung dan penziarah dari berbagai pelosok nusantara ini sewaktu bulan muharam tepatnya awal bulan suro.

Pesugihan Kayangan Dlepih
Waspadai pesugihan ditempat ini, anda tidak akan sukses jika berburu pesugihan di tempat ini, jika tidak mengetahui informasi yang benar. Sebab banyak orang salah kaprah, cuma meyakini berita yang tidak jelas kepastiannya. Sebenarnya Kayangan Dlepih spesialis untuk meraih jabatan seperti halnya leluhur yang bertapa agar mendapat wahyu keprabon. Jika anda hendak melakukan pesugihan di Kayangan Dlepih, anda perlu mencari sarang monyet/ kera yang ada disana, tepatnya disebelah selatan dan barat perbukitan di Kayangan Dlepih. Ritual pesugihan di Kayangan Dlepih dengan menyambat Ki Mayanggo Wulung yakni sesosok raja jin yang berwujud kera hitam, pesugihan bukan dari Ki Widonanggo yang berada di lokasi Kayangan tersebut. Banyak orang tertipu dukun palsu/juru kunci gadungan yang berani melayani ritual pesugihan, ujung-ujungnya anda suruh sesaji menghabiskan banyak duit dan itu sebenarnya sesaji melalap berkah bukan pesugihan. Pesugihan Kayangan Dlepih  sebenarnya tidak begitu populer, karena medan yang jauh dari keramaian dan begitu berbahaya menuju lokasinya. Di hutan perbukitan ada sebuah batu yang mirip kerucut yang di sebut watu tumpeng, disitulah bersemayamnya Ki Mayanggo Wulung. Ada perlu menyiapkan sesaji berupa bunga 7 rupa, dupa tumpeng gunung kawi, kelapa gading 3 biji, dan miinyak fambo. Untuk ritual perlu hati-hati jangan membawa aksesoris atau apa yang mengundang di ganggunya anda oleh monyet/kera di tempat tersebut. Untuk ritual disana anda cukup meditasi dan minta petunjuk, jika anda diterima maka anda langsung dapat berkomunikasi langsung dengan Ki Mayanggo Wulung, dan dia akan minta syarat ayam wiring kuning yang disembelih di halaman rumah anda, jika hal itu terjadi maka anda akan mendapat jalan rejeki berlimpah, uang secara gaib akan datang sesuai dawuh dari Ki Mayanggo Wulung tersebut. Namun ingat jika anda kelak mati anda harus jadi pengikutnya di kerajaan gaibnya. 

Sumber: dlepih.blogspot.com/indopesugihan.blogspot.com

Mecari Pesugihan yang ada di Indonesia, tentu banyaknya ragam jenis pesugihan yang ada, namun untuk menemukan pesugihan yang benar dan informasinya yang terpercaya ada di IndoPesugihan, pesugihan yang anda cari di wilayah  Indonesia meliputi:

Pesugihan di Kota Banda Aceh - Nanggro Aceh Darussalam meliputi: Banda Aceh, Bireuen, Biang Kejeren, Biangpidie, Idi Rayeuk, Jantho, Kuala Simpang, Kutacane, Krueng Sabee, Langsa, Lhokseumawe, Lhoksukon, Meulaboh, Meureudu, Sabang, Sigli , Simpang Tiga Redelon, Sinabang, Singkil, Subulussalam, Suka Makmue, Takengon, Tapak Tuan, Calang. Kabupaten Bireuen, Gayo Lues, Aceh Barat Daya, Aceh Timur, Aceh Besar, Aceh Tamiang, Aceh Tenggara, Aceh Jaya, Aceh Utara, Aceh Barat, Pidie Jaya, Pidie, Bener Meriah, Simeulue, Aceh Singkil, Nagan Raya, Aceh Tengah, Aceh Selatan.

Pesugihan di Kota Medan - Sumatera Utara meliputi: Balige, Binjai, Dolok Sanggul, Gunung Sitoli, Gunung Tua, Kabanjahe, Kisaran, Limapuluh, Lubuk Pakam, Medan, Padang Sidempuan, Pangururan, Panyabungan, Pematangsiantar, Rantau Prapat, Salak, Sei Rampah, Sibolga, Sibuhuan, Sidikalang, Sipirok, Stabat, Tanjung Balai Asahan, Tarutung, Tebing Tinggi, Teluk Dalam, Pangkalan Brandan, Laguboti, Belawan, Siborong Borong, Tanjung Morawa, Kabupaten Toba Samosir, Humbang Hasudutan, Nias, Padang Lawas Utara, Karo, Asahan, Batubara, Deliserdang, Samosir, Mandailling Natal, Simalungun, Labuhan Batu, Pakpak Bharat, Serdang Bedagai, Tapanuli Tengah, Padang Lawas, Dairi, Tapanuli Selatan, Langkat, Tapanuli Selatan, Langkat, Tapanuli Utara, Nias Selatan.

Pesugihan di Kota Padang - Sumatera Barat meliputi: Arosuka, Batu Sangkar, Bukittinggi, Lubuk Basung, Lubuk Sikaping, Muara, Sijunjung, Padang, Padang Panjang, Painan, Pariaman, Padang Pariaman, Payakumbuh, Dharmasraya, Sawahlunto, Solok, Tuapejat, Lima Puluh Kota, Solok Selatan, Kep Pagai, Lubuk Alung. Kabupaten Solok, Tanah Datar, Agam, Pasaman, Sijunjung, Pesisir Selatan, Padang Pariaman, Dharmasraya, Kepulauan Mentawai, Lima Puluh Kota.

Pesugihan di Kota Pekan Baru - Riau meliputi: Bagan Siapi-Api, Bangkinang, Bengkalis, Dumai, Pangkalan Kerinci, Pasir Pangaraian, Pekanbaru, Rengat, Siak Indrapura, Teluk Kuantan, Tembilahan, Minas, Rumbai, Marpoyan, Ujung Batu, Duri, Kabupaten Rokan Hilir, Kampar, Bengkalis, Pelalawan, Rokan Hulu, Indragiri Hulu, Siak, Kuantan Singingi, Indragiri Hilir.

Pesugihan di Kota Tanjung Pinang - Kepulauan Riau meliputi : Bandar Seri Bintan, Batam, Ranai, Tanjung Balai Karimun / Kundur, Tanjung Pinang, Nongsa, Kabil, Lingga, Daik, Dabo Singkep. Kabupaten Natuna, Karimun, Lingga.

Pesugihan di Kota Jambi - Jambi meliputi: Bangko, Jambi, Kuala Tungkal, Muara Bulian, Muara Bungo, Buara Tebo, Muara Sabak, Sarolangun, Sengeti, Sungai Penuh, Ramba. Kabupaten Merangin, Tanjung Jabung Barat, Batang Hari, Bungo, Tebo, Tanjung Jabung Timur, Sarolangun, Muaro Jambi, Kerinci.

Pesugihan di Kota Palembang - Sumatera Selatan meliputi: Baturaja, Indralaya, Kayu Agung, Lahat, Martapura, Muara Beliti Baru, Musi Rawas, Muara Enim, Tanjung Enim, kecamatan Muaradua, Lubuk Linggau, Pagar Alam, Palembang, Pangkalan Balai, Banyuasin, Prabumulih, Sekayu, Tebing Tinggi, Sungai Lilin, Sungai Gerong, Plaju. Kabupaten Ogan Komering Ulu, Ogan Ilir, Ogan Kemering Ilir, Lahat, OKU Timur, Musi Rawas, Muara Enim, OKU Selatan, Banyuasin, Musi Banyuasin, Empat Lawang.

Pesugihan di Kota Pangkal Pinang - Bangka Belitung meliputi: Koba, Manggar, Mentok, Pangkal Pinang, Sungailiat, Tanjung Pandan, Toboali, Belinyu, Jebus, Kelapa. Kabupaten Bangka Tengah, Belitung Timur, Bangka Barat, Bangka, Belitung, Bangka Selatan.

Pesugihan di Kota Bengkulu - Bengkulu meliputi: Arga Makmur, Bengkulu, Curup, Kaur, Kepahiang, Lebong, Manna, Muko-Muko, Tais, Kabupaten Bengkulu Utara, Rejang Lebong, Kaur, Kepahiang, Lebong, Bengkulu Selatan, Muko-Muko, Seluma.

Pesugihan di Kota Bandar Lampung - Lampung meliputi: Bandar Lampung, Blambangan Umpu, Gedong Tataan, Gunung Sugih, Kalianda, Kota Agung, Kotabumi, Liwa, Menggala, Metro, Sukadana, Bakauheuni, Krui, Pesisir Tengah, Sumber Jaya, Talang Padang, Pringsewu, Bukit Kemuning. Kabupaten Way Kanan, Pesawaran, Lampung Tengah, Lampung Selatan, Tanggamus, Lampung Utara, Lampung Barat, Tulang Bawang, Lampung Timur.

Pesugihan di Kota Jakarta - DKI Jakarta meliputi: Jakarta Barat, Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Jakarta Utara.

Pesugihan di Jakarta Barat meliputi: Kebon Jeruk, Kedoya Raya, Jalan Panjang, Srengseng, Joglo, Meruya, Cengkareng, Grogol, Petamburan, Palmerah, Kemanggisan, Slipi, Rawa Buaya, Mangga Besar, Tubagus Angke, Kali Deres, Petojo, Sukabumi, Kampung Baru, Jembatan Lima, Kota Bambu, Tambora, Puri Kembangan, Bojong, Duri Kosambi, Duri Kepa, Mangga Dua, Taman Sari, Basmoll, Jelambar, Rawa Belong, Batu Sari, Bandara Sokarno Hatta, Tanjung Duren, Tomang, Kelapa Dua.

Pesugihan di Jakarta Selatan meliputi: Kebayoran Lama, Kebayoran Baru, Cipulir, Simprug, Blok - M, Gandaria, Taman Puring, Barito, Fatal Senayan, Pejompongan, Kuningan, Sudirman, Gatot Subroto, Pancoran, Tebet, Pasar Burung, Pasar Rumput, Pasar Minggu, Pejaten, Panglima Polim, Kemang, Kampung Kandang, Cinere, Lebak Bulus, Pasar Jum'at, Pondok Cabe, Komplek Pondok Indah, Tanah Kusir, Rempoa, Radio Dalam, Jagakarsa, Lenteng Agung, Cilandak, Tegal Parang, Srengseng Sawah, Kebagusan, Manggarai, Jati Padang, Pondok Labu, Ciganjur, Tanjung Barat, Mampang Prapatan, Petukangan, Fatmawati, Pangkalan Jati, TPU Jeruk Purut.

Pesugihan di Jakarta Pusat meliputi: Harmoni, Tanah Abang, Senen, Pertokoan Harco Glodok, Kota Tua, Pasar Baru, Banteng, Bendungan Hilir, Roxi Mas, Cempaka Mas, Komplek Duta Melin, Kelapa Gading, Kwitang, Keramat Raya, Stasiun Gambir, Menteng, Matraman, Cikini, Danau Sunter, Johar, TPU Karet Bifak, Cideng, Gondangdia, Pegangsaan, Kampung Bali, Paseban, Sawah Besar, Kebon Sirih, Pecenongan.

Pesugihan di Jakarta Utara meliputi: Tanjung Priok, Cilincing, Marunda,Ancol,Teluk Gong, Teluk Naga, Pluit, Pulau Pramuka, Muara Angke, Muara Baru, Cakung, Koja, Pademangan, Kapuk Muara, Kamal, Pegadungan, Pejagalan, Jembatan Besi, Rorotan, Rawa Badak.

Pesugihan di Jakarta Timur meliputi: Bekasi, Pulo Gadung, Condet, Cawang, Bulak Kapal, Halim Perdana Kusuma, Pondok Gede, Rawa Lumbu, Pekayon, Kali Malang, Duren Sawit, Kranji, Jati Negara, Keramat Jati, Rengas Dengklok, Kalibata / Taman Makam Pahlawan Kalibata, Perdatam, Kampung Rambutan, Duren Tiga,Cipinang, Klender, Ciracas, Pramuka, Cijantung, Cibubur,Cipayung, Bantar Gebang, Rawamangun, Cililitan, Pinang Ranti, Pasar Rebo, Jati Asih, Jati Warna, JakaSampurna, Kuniran, Bambu Apus, Cilangkap, Kampung Melayu.

Pesugihan di Kota Bandung - Jawa Barat meliputi: Bandung, Banjar, Bekasi, Bogor, Ciamis, Cianjur, Cibinong, Cikarang, Cimahi, Cirebon, Depok, Garut, Indramayu, Karawang, Kuningan, Majalengka, Ngamprah / Cimareme, Purwakarta, Pelabuhan Ratu, Singaparna, Soreang, Subang, Sukabumi, Sumber, Sumedang, Tasikmalaya, Majalaya, Jatilangor, Lembang, Rancaekek, Jatibarang, Kadipaten, Losari, Palimanan, Jatiwangi. Kabupaten Ciamis, Bandung Barat.

Pesugihan di Kota Serang - Banten meliputi: Baros, Cilegon, Pandeglang, Rangkasbitung, Serang, Tangerang, Tigaraksa, Anyer, Merak, Balaraja, Serpong / BSD. Kabupaten Serang, Pandeglang, Lebak, Tangerang.

Pesugihan di Kota Semarang - Jawa Tengah meliputi: Banjarnegara, Batang, Blora, Boyolali, Brebes, Cilacap, Demak, Jepara, Karanganyar, Kebumen, Kendal, Klaten, Mungkid, Magelang, Pati, Pekalongan, Pemalang, Purbalingga, Purwokerto, Banyumas, Purwodadi, Purworejo, Rembang, Salatiga, Semarang, Slawi, Sragen, Sukoharjo, Surakarta, Solo, Tegal, Temanggung, Ungaran, Wonogiri, Wonosobo, Ambarawa, Cepu, Bojonegoro, Majenang, Ajibarang, Kartosuro, Bumi Ayu. Kabupaten Banjarnegara, Kudus.

Pesugihan di Kota Yogyakarta - Daerah Istimewa Yogyakarta meliputi: Bantul, Sleman, Wates / Kulon Progo, Wonosari, Yogyakarta, Prambanan. Kabupaten Bantul, Sleman, Kulon Progo, Gunung Kidul.

Pesugihan di Kota Surabaya - Jawa Timur meliputi: Bangkalan, Banyuwangi, Batu, Blitar, Bojonegoro, Bondowoso, Caruban, Gresik, Jember, Jombang, Kediri, Kepanjen, Trenggalek, Krasaan, Lamongan, Lumajang, Madiun, Magetan , Malang, Mojokerto, Krian, Nganjuk, Ngawi, Pacitan, Pamekasan, Pandaan, Pasuruan, Ponorogo, Probolinggo, Sampang, Sidoarjo, Situbondo, Sumenep, Surabaya, Tuban, Tulungagung, Paiton, Wlingi. Kabupaten Bangkalan.

Pesugihan di Madura meliputi: Bangkalan, Sumenep, Sampang, Pamekasan, Tragah , Tanjungbumi, Tanah Merah, Socah, Sepulu, Modung, Labang, Kwanyar, Konang, Kokop, Klampis, Kamal, Geger, Galis, Burneh , Blega, Arosbaya.

Pesugihan di Kota Denpasar - Bali meliputi: Amlapura, Karangasem, Bangli, Denpasar, Gianyar, Menguwi, Badung, Negara, Jembrana, Samarapura, Klungkung, Singaraja, Buleleng, Tabanan, Kuta, Nusa Dua, Sanur, Gilimanuk, Ngurahrai, Jimbaran. Kabupaten Karangasem, Bangli, Gianyar, Badung, Jembrana, Klungkung, Buleleng, Tabanan.

Pesugihan di Kota Mataram - Nusa Tenggara Barat meliputi: Bima, Dompu, Gerung, Mataram, Praya, Selong, Sumbawa Besar, Taliwang, WOHA / Ramba, Batu Hijau. Kabupaten Dompu, Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Timur, Sumbawa, Sumbawa Barat, Bima.

Pesugihan di Kota Kupang - Nusa Tenggara Timur meliputi: Atambua, Baa, Bajawa, Borong, Ende, Kafamenanu, Kalabahi, Kupang, Labuan Bajo, Larantuka, Lewoleba, Maumere, Mbay, Oelamasi, Ruteng, Soe, Tambolaka, Waibakul, Waikabubak, Waingapu. Kabupaten Belu, Rote Ndao, Ngada, Manggarai Timur, Ende, Timur Tengah Utara, Alor, Manggarai Barat, Flores Timur, Lembata, Sikka, Nagekoe, Kupang, Manggarai, Timur Tengah Selatan, Sumba Barat Daya, Sumba Tengah, Sumbat Barat, Sumbat Timur.

Pesugihan di Kota Pontianak - Kalimantan Barat meliputi: Bengkayang, Ketapang, Mempawah, Nanga Pinoh / Melawi, Ngabang, Pontianak, Putussibau, Sambas, Sanggau, Sekadau Hilir, Singkawang, Sintang, Sungai Raya / Kubu Raya, Teluk Melano , Wajok. Kabupaten Bengkayang, Ketapang, Pontianak, Melawi, Landak, Kapuas Hulu, Sambas, Sanggau, Sekadau, Sintang, Kubu Raya, Kayong Utara.

Pesugihan di Kota Palangkaraya - Kalimantan Tengah meliputi: Buntok, Tamiang Layang, Parukcahu, Muara Teweh, Kasongan, Kuala Kapuas, Kuala Pembuang, Palangkaraya, Pangkalan Bun, Pulang Pisau, Sampit, Sukamara, Lamandau / Nangebulik. Kabupaten Barito Selatan, Barito Timur, Murung Raya, Barito Utara, Katingan, Kapuas, Gunung Mas, Seruyan, Kotawaringin Barat, Pulang Pisau, Kotawaringin Timur, Sukamara, Barito Timur.

Pesugihan di Kota Banjarmasin - Kalimantan Selatan meliputi: Amuntai, Banjarbaru, Banjarmasin, Barabai, Batu Licin, Kandangan, Kotabaru, Marabahan, Martapura / Banjar, Paringin / Balangan, Pelaihari, Rantau, Tanjung, Sungai Danau. Kabupaten Hulu Sungai Utara, Hulu Sungai Tengah, Tanah Bambu, Hulu Sungai Selatan, Kota Baru, Barito Kuala, Banjar, Balangan, Tanah Laut, Tampir, Tabalong.

Pesugihan di Kota Samarinda - Kalimantan Timur meliputi: Balikpapan, Bontang, Malinau, Nunukan, Penajam, Samarinda, Sanggata, Sendawar, Tanah Grogot, Tanjung Redep / Berau, Tanjung Selor, Tarakan, Tenggarong, Teluk Pandan, Sebatik, Palaran, Sanga Sanga, Muara Badak, Loa Kulu. Kabupaten Malinau, Nunukan, Penajam Paser Utara, Kutai Timur, Kutai Barat, Paser, Berau, Bulungan, Kutai Kartanegara.

Pesugihan di Kota Tanjung Selor Kalimantan Utara meliputi: Tanjung Selor, Sebatik, Apau Kayan, Bumi Dayak Perbatasan, Krayan, Tarakan, Bulungan, Malinau, Malinau, Nunukan, Tana Tidung, Tideng Pale.

Pesugihan di Kota Manado - Sulawesi Utara meliputi: Airmadidi, Amurang, Bitung, Boroko, Kotamobagu, Manado, Ratahan, Tauna, Tomohon, Tondano. Kabupaten Minahasa Utara, Minahasa Selatan, Bitung, Bolaaang Mongondow Utara, Bolaang Mongondow, Minahasa Tenggara, Kepulauan Sangihe, Minahasa.

Pesugihan di Kota Mamuju - Sulawesi Barat meliputi: Majene, Mamasa, Mamuju, Pasangkayu, Polewali. Kabupaten Majene, Mamasa, Mamuju, Mamuju Utara, Polewali Mandar.

Pesugihan di Kota Palu - Sulawesi Tengah meliputi: Ampana / Tojo Una Una, Banawa, Donggala, Banggai, Bungku, Kolonedale, Buol, Tolitoli, Luwuk, Palu, Parigi, Poso. Kabupaten Tojo Una-Una, Donggala, Banggai Kepulauan, Morowali, Buol, Toli-Toli, Banggai, Parigi Moutong, Poso.

Pesugihan di Kota Kendari - Sulawesi Tenggara meliputi: Bau-Bau, Kendari, Kolaka, Lasusua, Pasar Wajo, Raha, Rumbia, Unaaha, Wanggodo, Andolo, Wangi-Wangi / Wakatobi. Kabupaten Kolaka, Kolaka Utara, Buton Dan Buton Utara, Muna, Bombana, Konawe, Konewe Utara, Konewe Selatan, Wakatobi.

Pesugihan di Kota Makassar - Sulawesi Selatan meliputi: Banteang, Barru, Belopa, Benteng, Bulukumba, Enrekang, Jeneponto, Takalar, Makale, Makassar, Malili, Maros, Masamba, Palopo, Pangkajene, Sidenreng, Pare-Pare, Pinrang, Sengkang, Sinjai, Sungguminasa, Watampone, Watansoppeng, Soroako. Kabupaten Banteang, Bamu, Luwu Utara, Selayar, Bulukumba, Enrekang, Jeneponto, Takalar, Tana Toraja, Luwu Timur, Maros, Luwu Utara, Pangkajene, Sidenreng Rappang, Pinrang, Wajo, Sinjai, Goa, Bone, Soppeng.

Pesugihan di Kota Gorontalo - Gorontalo meliputi: Gorontalo, Kwandang, Limboto, Marisa, Suwawa, Tilamuta. Kabupaten Gorontalo Utara, Gorontalo, Pahuwato, Bone Bolango, Boalemo.

Pesugihan di Kota Ambon - Maluku meliputi: Ambon, Dataran Hunimoa, Dobo, Masohi, Namlea, Piru, Saumlaki, Tual. Kabupatan Seram Bagian Timur, Kepulauan Aru, Maluku Tengah, Buru, Seram Bagian Barat, Maluku Tenggara Barat, Maluku Tenggara.

Pesugihan di Kota Sofifi- Maluku Utara meliputi: Jailolo, Labuha, Maba, Sanana, Ternate, Tidore, Tobelo, Weda / Soasiu. Kabupaten Halmahera Barat, Halmahera Selatan, Halmahera Timur, Kepulauan Sula, Halmahera Utara, Halmahera Tengah.

Pesugihan di Kota Manokwari - Papua Barat meliputi: Bintuni, Fak-Fak, Kaimana, Monokwari, Rasei, Sorong, Waisai, Timika, Tembaga Pura, Teminabuan. Kabupaten Teluk Bintuni, Fak-Fak, Kaimana, Manokwari, Teluk Wondama, Sorong, Raja Ampat, Mimika, Sorong Selatan.

Pesugihan di Kota Jayapura - Papua meliputi: Agats, Biak, Botawa, Jayapura, Mulia, Merauke, Nabire, Oksibil, Sarmi, Sorendiweri, Sumohai, Timika, Wamena, Waris, Maapi, Paniai, Enarotari, Yapen Waropen, Serui, Sentani, Mamberamo, Bursemo, Boven Digul, Tanah Merah. Kabupaten Asmat, Biak Numfor, Waropen, Puncak Jaya, Merauke, Nabire, Pegunungan Bintang, Sarmi, Supiori, Yahukimo, Mimika, Jayawijaya, Keerom, Maapi, Enarotari, Yapen Waropen, Jayapura, Mamberamo, Boven Digul.
Copyright 2010 Indo Pesugihan